SMPIT Al-Multazam Cicalengka Bandung tunjukkan prestasi literasi siswa melalui acara bedah buku karya santri Al-Multazam dengan tema “Berkarya melalui Sastra, Berseni melalui Karya, dan Berekspresi melalui Puisi” pada Sabtu, 6 Maret 2022 di Rumah Makan Kurma.
lima buku dibedah dalam acara tersebut, yakni ”Tak Tau yang Ku Tau” karya Rafi Aurelia Raya Falsusi, “Romantika Kemarin Sore” karya Nadhif Javiero Mulyana, “Definisi Terlambat sebenarnya” karya Aghatta Laquisha Wibisana, “Senja di Pagi Hari” karya Cinta Putri Wardhani, dan “Antologi Cerpen : Ganjil-Genap Lorong Kehidupan” karya siswa kelas IX SMPIT Al-Multazam Cicalengka Bandung.
Dede Heri Pramono, kepala SMPIT Al-Multazam mengatakan acara bedah buku ini sebagai bentuk dukungan dari sekolah terhadap minat siswa dalam mengekspresikan dirinya di bidang literasi, khususnya menulis. “Anak yang kurang pandai dalam pelajaran matematika bisa jadi pandai dalam bidang olahraga. Anak yang kurang pandai dalam pelajaran IPA, bisa jadi pandai dalam bidang seni. Anak yang kurang pandai dalam pelajaran di sekolah, bisa jadi pandai dalam menulis. Dengan kegiatan keseharian santri di asrama yang insyaallah jauh dari hal-hal negatif, kami berusaha mengarahkan mereka mengekspresikan diri dengan cara menulis. Daripada diekspresikan ke hal-hal yang negatif, lebih baik dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan menghasilkan sebuah karya,” ungkapnya.
Selain sebagai upaya untuk meningkatkan minat membaca dan menulis, kegiatan tersebut juga diharapkan dapat menularkan dampak positif pada orang-orang di lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dari keikutsertaan siswa sekolah sekitar dalam Lomba Puisi dan Cerpen yang diadakan oleh SMPIT Al-Multazam Cicalengka Bandung. Acara yang dilaksanakan selama dua jam tersebut juga dibarengi dengan acara pengumuman dan pembagian hadiah kepada pemenang lomba cerpen dan puisi tingkat SMP sewilayah SMPIT Al-Multazam. Cerpen karya Nanda Khairunnisa dan puisi karya Lenny Kusmiati Agustin dari SMP FK Bina Muda menjadi juara dalam lomba yang diikuti oleh 24 peserta. Adanya karya tersebut membuktikan bahwa menulis karya sastra dapat dibuat oleh setiap orang, sehingga menjadikan siswa terpacu untuk meningkatkan kualitas diri.
Acara bedah buku ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan rutin yakni penjengukan santri yang diadakan setiap bulan. Peningkatan prestasi yang ditunjukkan oleh santri, menjadi suatu kebanggan untuk orang tuanya. Salah satu orang tua santri mengaku bangga dengan prestasi anaknya yang walaupun masih duduk di usia SMP, tetapi bisa menghasilkan karya yang diterbitkan menjadi sebuah buku.